Jumat, 28 September 2018

Evaluasi,Tujuan dan Syarat tes


Evaluasi

 

Tujuan mengevaluasi


1.Taraf kesiapan siswa
2.Diagnosa kesulitan belajar
3.Kesuksesan guru dalam PBM
4.Pencapaian standar hasil belajar
5.Ranking siswa
6.Input kurikulum
7.Pedoman program/kegiatan bimbingan

 

Evaluasi Hasil Belajar


Berkenaan dengan keberhasilan yang dicapai dalam suatu proses belajar oleh siswa. Evaluasi dilakukan dengan jalan mengukur hasil belajar dan kemudian hasil pengukuran itu dinyatakan dalam bentuk angka 1 sd. 10, 1 sd. 100 atau simbol seperti A sd. E, Lulus sd. Tidak Lulus.
Alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar biasanya berbentuk soal tulis atau non tulis.

Evaluasi pembelajaran.

Berkenaan dengan proses untuk mengetahuio keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (PBM). Kemampuan guru itu diukur menggunakan suatu instrumen untuk mengukur tingkat kemapuannya dalam berbagai aspek kompetensi (misalnya 10 kompetensi). Alat Pengukur Kemampuan Guru (APKG) merupakan suatu instrumen standar yang banyak dipakai saat ini.

 

Pengukuran

 

Mendata suatu object dan menyatakan besarnya data tersebut sesuai dengan ukuran yang dipakai (tinggi dalam ukuran meter, cm.; kecepatan dalam m/dt, Km/jam; Nilai dalam ukuran A, B atau 70, 90)

 

Evaluasi

Memberikan suatu analisa, penjelasan, keputusan tentang besarnya data yang diukur tersebut. Misalnya jika tinggi seseorang adalah 156 cm. Maka diputuskan bahwa orang tersebut termasuk orang yang pendek, tidak bisa diterima sebagai calon TNI dsb. Jika nilai mahasiswa adalah 49, maka dia dinyatakan tidak lulus.

Penilaian acuan normal atau PAN
 (norm reference test)

Pemberian keputusan bahwa nilai tertinggi yang dicapai dalam suatu kelompok pada suatu tes sebagai nilai tertinggi yang diberi simbol A; tidak peduli apakah orang yang mendapatkan nilai tertinggi itu cuma mampu membuat jawaban 45% betul dari seluruh soal yang ada. Pemberian nilai dilakukan dengan terlebih dahulu membuat sebuah kurva normal berdasarkan nilai dari seluruh peserta tes. Pada kurva ini nantinya ditandai daerah yang berada pada posisi      –1.5, dan +1.5 SD. Pemberian nilai dilakukan sbb.:
Jika skor berada:

<–1.5 SD                     dari mean (nilai E); 
–1.5 sampai –0.05 SD dari mean (nilai D);
–0.5 sampai   0.5   SD dari mean (nilai C)
+0.5 sampai   1.5   SD dari mean (nilai B); dan
1.5 SD keatas               dari mean (nilai A).




Penilaian acuan patokan atau PAP
 (criterion reference test)

Penetapan nilai terendah (batas lulus tes) didasarkan kepada suatu kriteria yang ditetapkan oleh si pembuat tes. Misalnya nilai batas lulus adalah 95, maka walaupun nilai tercapai oleh seorang anak adalah 94, tetap saja dia dinyatakan tidak lulus. Batas lulus ini dapat diberikan dalam simbol nilai  D atau C yang menunjukkan perolehan nilai LULUS. Jika nilai tercapai >95, maka baru bisa diberikan nilai yang lebih tinggi (B atau A).

Kisi kisi tes

Dalam pembuatan soal ujian harus didahului dengan pembuatan kisi-kisi tes yang terdiri dari baris dan kolom.
Kolom berisikan topik-topik materi pelajaran. Pada istilah lain, isi kolom disebut dengan istilah indikator, yang fungsinya mengindikasikan apa content isi atau komponen untuk melihat penguasaan kemampuan dari evaluasi itu. Sesudah kolom, ada lagi sub kolom yang merupakan item tes dan dijabarkan daris etiap indikator. Setiap topik yang berada dalam kolom dan sub kolom ini harus mewakili seluruh isi yang akan dievaluasi (untuk memastikan bahwa tes itu memiliki syarat “comprehensive”)..
Baris berisikan tingkat kesulitan soal; disini bisa digunakan taxonomy misalnya cognitive yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesa dan evaluasi. Seluruh level taxonomy juga harus terisi (untuk memastikan tes itu memiliki syarat “discriminative”).

Syarat tes

1. Valid
Tes itu harus cocok untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
2. Reliabel
Pengukuran dengan alat tes itu harus mendapatkan hasil yang tetap waktu pengukurannya berbeda.
3. Comprehensive
Materi tes harus mewakili semua bahan yang terdapat dalam silabus (GBPP).
4. Discriminative
Hasil yang diperoleh dari tes harus menunjukkan adanya perbedaan antara anak yang pintar dengan anak yang bodoh (tes harus mempunyai tingkat kesulitan yang “baik”).
5. Objective
Pemahaman tentang isi tes oleh sipembuat tes harus sama dengan pemahaman dari siswa yang membaca tes.
6. Practice
Pelaksanaan tes harus bisa dilakukan secara sederhana, tidak menggunakan prosedur yang berlebihan, bertele-tele, kondisi yang menyakitkan atau mengganggu konsentrasi anak yang akan mengikuti tes.

Tes standar
Adalah suatu tes yang telah dinyatakan diteliti dan terbukti telah memiliki semua syarat di atas. Pengujian tes bisa dilakukan berdasarkan pendapat pakar (expert judgement) untuk validitas, uji korelasi untuk reliabilitas, reading test untuk melihat tingkat keterbacaan atau pemahaman untuk objektifitas, pengamatan kisi-kisi tes untuk kekomprehensivan atau kelengkapan materi soal, dan penilaian pakar untuk masalah kepraktisan tes

Cara pelaksanaan ujian

Cara melaksanakan ujian atau pengukuran hasil belajar bisa berupa:
1.   Ujian tertulis
2.   Ujian lisan (interview)
3.   Ujian berbentuk perbuatan (ujian praktek)
4.   Ujian yang didasarkan kepada pengamatan atau observasi (misalnya pengukuran tingkah laku)
5.   Ujian yang didasarkan kepada data yang telah ada (bersifat mengumpulkan data pengukuran yang telah terkumpul sebelumnya)

Ujian tertulis
      Dibedakan atas:
1.Ujian tipe mengisi, melengkapi atau memberikan pernyataan.
Termasuk jenis ini adalah tes essay, mengisi kata-kata yang dihilangkan dalam suatu kalimat (fill-in).

Ujian tipe memilih.
Termasuk jenis ini adalah soal betul- salah (true false) dan pilihan berganda (multiple choice).
a. True false
Terdiri dari tipe regular, cluster, modified.
Regular:
T-F  Shellac diencerkan memakai alkohol.

Cluster: 
      Kita cukup menuliskan satu kata kunci, lalu dilanjutkan dengan pembuatan beberapa statemen yang berhubungan dengan kata kunci itu. Siswa diminta menebak Betul (True) atau Salah (False)
Contoh:
Transformer
T-F  Digunakan pada arus DC
T-F  Mempunyai lilitan primer dan sekunder
T-F  Menurunkan tegangan dan besar arus

Modified
                   Kita menulis statemen soal, siswa menebak betul atau salah. Bila pilihannya adalah salah, siswa harus memperbaiki statemen yang salah itu (yang digaris-bawahi).
Contoh:
T-F  Bila membuat lobang dengan diameter ½ inchi digunakan hollow punch
T-F  Ulir segi-tiga digunakan untuk pemindah daya

b.Multiple choice
Terdiri dari tipe one right answer, best answer, association, analogy dan reverse multiple choice (tipe ….. kecuali). Ada juga yang disebut dengan pilihan berganda.

 

One right answer

Ibu kota Pecancis adalah:
A. Lyon
B. Tiviera
C. Bordeaux
D. Paris

Best answer

Jila menemukan korban tergeletak dekat silinder gas yang bocor, lakukan:
A. Panggil dokter segera
B. Bawa korban ke rumah sakit

C. Berikan pernafasan buatan

D. Kompres kepalanya dengan air dingin

 


Association

Carbon:
A. Brass
B. Steel
C. Alumunium
D. Copper

 

Analogy

Indonesia : Soekarno = USA : …..
A. J.F. Kennedy
B. Abraham Lincoln
C. George Washington
D. Thomas Jefferson

Reverse multiple choice

Saws are set to ………. except,
A. Keep them from binding
B. Make them cut faster
C. Straighten the teeth
D. Keep the teeth sharp longer
E. Keep the saw from becoming too hot



CONTOH DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
 Nama              : Intan Sari
TTL                 : Simpang Batuhampa, 19 april 1993
NIM                : 2512.012
Alamat            : Piladang, Kelurahan Koto Tangah Batu ampa, Kecamatan Akabiluru Kabupaten      Lima Puluh Kota
Email               :Dek_intan93@gmail.com
No Hp             :0========
ORANG TUA
Ayah   : Abdul Hafis
Ibu       : Yusniati
Alamat : Piladang, Kelurahan Koto Tangah Batu ampa, Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota
PENDIDIKAN
1.      SD N 02 Koto Tangah Batu Hampa, pada tahun 1999-2005
2.      SMPN 4 Payakumbuh,  tahun 2005-2008
3.      SMAN 1 Akabiluru, tahun 2008-2011
4.      IAIN Bukittinggi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan PTIK, Tahun 2012-2016

Minggu, 27 November 2016

TEROBOSAN PEMUDA DAN TENAGA KERJA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015




Indonesia adalah salah satu negara yang bergabung dalam Association of South East Asian Nation (ASEAN). ASEAN merupakan bentuk perhimpunan kerja sama negara-negara Asia Tenggara, yang berdirinya dilatar belakangi adanya berbagai persamaan bagi negara-negara Asia Tenggara.
Berbagai rangkaian kegiatan atau program-program yang sudah banyak dilakukan oleh ASEAN untuk memajukan negara-negara anggota ASEAN itu sendiri, termasuk Indonesia salah satunya. Tahun depan perekonomian Indonesia akan dihadapkan pada integrasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada kenyataan adanya kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi, transportasi, dan komunikasi. Faktor-faktor inilah yang mengantar Indonesia pada proses globalisasi ekonomi yang dari tahun ke tahun semakin banyak melibatkan negara-negara lain, baik negara-negara maju maupun negara-negara berkembang, baik di kawasan ASEAN maupun kawasan yang lebih luas, seperti APEC dan WTO.
Dengan terbukanya perekonomian ASEAN, maka aliran perdagangan barang dan jasa, investasi, dan perpindahan tenaga kerja antar negara ASEAN tidak ada lagi hambatannya. Hal ini akan memberikan peluang sekaligus tantangan tersendiri bagi pembangunan ekonomi semua negara yang tergabung, termasuk Indonesia.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta penduduknya.
Mengingat besarnya potensi pasar yang ada di Indonesia, tentu sangat menggiurkan dari pasar negara lain. Selain itu, reputasi Indonesia sebagai salah satu negara yang paling besar penduduknya, serta dengan tingkat konsumsi yang tinggi tentunya secara siap atau tidak siap kita akan tetap masuk dalam wabah free trade zone. Akan tetapi, melihat kondisi angka pengangguran yang setiap tahunnya meningkat menandakan bahwa Sumber Daya Manusia di Indonesia masih jauh tertinggal.
Prioritas terpenting yang harus diperhatikan oleh Indonesia sendiri adalah mengunggulkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing dengan Sumber Daya Manusia (SDM) Asing. Dalam hal peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) akan terlaksana dengan baik apabila pemerintah mampu bekerja sama dengan Pemuda dan Tenaga Kerja. Dinas Tenaga Kerja memiliki peranan yang sangat penting dalam hal meningkatkan mutu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Paling tidak, pemuda dan tenaga kerja yang siap kerja harus memiliki minimal 2 (dua) keahlian (skill) yang unggul, seperti menjahit, menenun, montir, tata boga, dll.
Selain keahlian dalam beberapa bidang kerja, pemuda dan tenaga kerja juga seharusnya memiliki keahlian dalam komunikasi, yakni keahlian bahasa. Hal ini tentunya akan memberikan kemudahan bagi pemuda dan tenaga kerja yang siap kerja apabila nantinya akan memilih untuk bekerja di luar negeri (negara anggota ASEAN). 
Tidak hanya dalam hal peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, Indonesia juga di tuntut untuk dapat memproduksi produk lokal yang mampu bersaing dengan produk luar negeri. Sehingga dalam hal ini lebih membutuhkan kreatifitas untuk dapat membuat produk yang lebih inovatif, tanpa mengurangi mutu kualitas dan kuantitas dari hasil produksi tersebut. Selain itu dalam pemasarannya, Pemerintah juga harus lebih aktif untuk memarakkan lagi program “cinta produk sendiri”, agar kegiatan usaha atau industri yang menghasilkan produk lokal dapat bersaing dengan kegiatan usaha atau industri asing.
Banyak tanggapan dari berbagai kalangan yang mengatakan bahwa Indonesia belum siap untuk menghadapi MEA. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan, misalnya iklim usaha, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan indikator makro lainnya. Namun yang pasti, dengan MEA Indonesia juga mempunyai kesempatan yang sama dalam memposisikan diri sebagai pemasar maupun sebagai pasar. Siap atau tidak siap Indonesia sudah menyetujui diberlakukannya MEA, maka hal terpenting adalah bagaimana kedepannya Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain dan mampu memposisikan diri sebagai pemasar, bukan hanya sebagai pasar produk luar negeri. Masih ada kesempatan untuk membenahi, terutama yang terkait dengan daya saing produk dan Sumber Daya Manusia.

Penulis :           Nabella P. Rani, SH., MH
                        Tenaga Pengajar IP FISIP Universitas Abdurrab
 

PENGUATAN SISTEM PRESIDENSIL DALAM KABINET CERDAS



 
Runtuhnya rezim orde baru, membuka gerbang reformasi yang seluas-luasnya. Rangkaian agenda reformasi dilaksanakan sebagai perwujudan dari “kemerdekaan” yang terbelenggu selama hampir 32 tahun.
Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1999 telah menyebabkan banyak  perubahan di negeri ini, termasuk terhadap sistem dan praktik ketatanegaraan kita. Setiapgagasan akan perubahan tersebut sudah dituangkan dalam amandemen I s/d IV UUD 1945.Perubahan-perubahan tersebut juga turut mempengaruhi struktur organ-organ negarasehingga tidak dapat lagi dijelaskan menurut cara berpikir lama (UUD 1945 pra amandemen).
Banyak pokok pikiran baru yang diadopsi de dalam UUD 1945 itu. Empat diantaranyaadalah (a) penegasan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi secara sekaligus dan salingmelengkapi secara komplamenter; (b) pemisahan kekuasaan dan prinsip ³
checks and
balances
´
(c) pemurnian sistem pemerintah presidensil; dan (d) penguatan cita persatuan dankeragaman dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
 Penegasan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi semakin menegaskan letak kedaulatan yang sebenarnya di tangan rakyat. UUD 1945 memberikan kedudukan yangmutlak kepada rakyat sebagai pemegang kekuasaan sesungguhnya. Kekuasaan bahkanidealnya diselenggarakan bersama-sama dengan rakyat. Dalam sistem UUD 1945, pelaksanaan kedaulatan rakyat itu disalurkan dan diselenggarakan menurut prosedur 
konstitusional yang ditetapkan dalam hukum dan konstitusi (
constitutional democracy
).Kedaulatan rakyat (
democratie
) Indonesia itu diselenggarakan secara langsung danmelalui sistem perwakilan. Penyaluran kedaulatan rakyat secara langsung diwujudkanmelalui dilakukan melalui pemilihan umum untuk memilih anggota lembaga perwakilan danmemilih Presiden dan Wakil presiden. Disamping itu, kedaulatan rakyat dapat puladisalurkan setiap waktu melalui pelaksanaan hak dan kebebasan berpendapat, hak ataskebebasan pers, hak atas kebebasan informasi, kebebasan pers, hak atas kebebasan berorganisasi dan berserikat serta hak-hak asasi lainnya yang dijamin dalam Undang-UndangDasar.
Hal-hal tersebut pada akhirnya turut berimplikasi kepada perubahan sistem pemerintahansecara keseluruhan. Perubahan tersebut menyebabkan tiga hal yaitu: (a) Penegasan karakter  presidensil dalam sistem pemerintahan Indonesia dengan menempatkan Presiden sebagaifigur pilihan rakyat melalui pemilihan umum. (b) Perubahan kedudukan MPR dari lembagatertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara, dengan kewenangan yang sangat terbatas. (c) penguatan peran dan kewenangan DPR dalam bidang legislasi dan pengawasan terhadapeksekutif.

Keinginan untuk menegaskan sistem presidensil sendiri sudah cukup lama. Hal inidisebabkan oleh kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam UUD 1945. Meskipun dikatakan bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensil, namun pada kenyataannyasistem yang dianut adalah sistem campuran atau
q
uasi presidensil 
. Sebagaimana dikatakanoleh Sri Soemantri bahwa sistem pemerintahan RI berdasarkan UUD1945 memperlihatkansekaligus segi-segi sistem pemerintahan presidensil dan sistem parlementer atau sistemcampuran.
4
Hal ini disebabkan oleh pengaturan dalam UUD 1945 sendiri yang menyatakan bahwa presiden merupakan mandataris MPR dan bertanggung jawab kepada MPR